Ekonomi mikro sangat berperan penting dalam proses pembangunan di Indonesia. Jika ekonomi mikro mengalami peningkatan, maka suatu negara akan dapat mempengaruhi sektor ekonomi atas untuk lebih berkembang dan meningkatkan kinerja dalam memproduksi barang atau penawaran jasa. Ilmu ekonomi mikro adalah salah satu cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang perilaku dari konsumen dan suatu perusahaan atau instansi, serta mempelajari tentang penentuan harga-harga di pasaran dankuantitas faktor iput barang atau jasa yang diperjualbelikan.
Ekonomi mikro mempelajari tentang berbagai tindakan dan keputusan yang berpengaruh terhadap penawaran dan permintaan atas barang atau jasa yang naninya akan mempengaruhi harga barang atau jasa yang ditawarkan selanjutnya. Kebalikan dari imu ekonomi mikro adalah ekonomi makro. Ekonomi makro merupakan ilmu ekonomi yang membahas masalah tentang perekonomian secara menyeluruh, terutama dalam membahas tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, serta kebijakan dalam bidang ekonomi. Selain itu ekonomi makro juga membahas tentang dampak dari perilaku pemerintah terhadap sektor ekonomi, misalnya perubahan tingkat pajak.
Ekonomi Mikro
Salah satu tujuan umum ekonomi mikro adalah menganalisis pasar beserta mekanisme yang ada di dalamnya yang nantinya akan membentuk harga relatif terhadap produk dan jasa, serta proses alokasi yang berasal dari sumber terbatas diantara banyaknya pengguna alternatif. Ekonomi mikro menganalisis tentang kegagalan dari pasar, yakni ketika pasar telah gagal dalam memproduksi barang atau jasa yang efisien, serta serta menjelaskan berbagai kondisi yang ada secara teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitin yang dianggap penting dalam ekonomi mikro, meliputi adanya keseimbangan umum, keadaan dari pasar, menentukan pilihan yang tepat dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai jenis dari aplikasi ekonomi dari teori sebuah permainan. Selain itu, tang perlu menjadi sorotan utama adalah pembahasan mengenai elastisitas suatu produk dalam sistem pasar. Diasumsikan bahwa seluruh industri atau perusahaan membuat suatu keputusan serta kebijakan secara rasional, dan akan memproduksi suatu barang atau jasa pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Dalam asumsi tersebut, ada empat kategori yang digunakan sebagai acuab dalam mempertimbangkan keuntungan dari suatu perusahaan antara lain :
- Sebuah perusahaan dapat dikatakan telah membentuk keuntungan normal jika keuntungan ekonominya sama dengan nol. Hal ini terjadi pada saat situasi Average Total Cost sebanding atau sama dengan harga pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
- Sebuah industri atau perusahaan dapat dikatakan membuat keuntungan ekonomi jika Jumlah dari Average Total Cost lebih kecil atau lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
- Jika harga berada di antara Average Variable Cost dan Averge Total Cost, maka suatu perusahaan akan mengalami kerugian minimal. Jika perusahaan tersebut masih melakukan proses produksi maka kerugian akan semakin kecil, namun jika berhenti memproduksi maka akan memperbesar tingkat kerugiannya. Perusahaan dapat menaikkan baya variable yang nantinya biaya tetap, namun jika dihentikan semuanya dapat berakibat hilangnya seluruh biaya tetap.
- Jika harga berada dibawah Average Total Cost, maka suatu perusahaan harus menghentikan proses produksinya dan harus dihentika seluruh operasinya. Tingkat kerugian dapat diminimalkan dengan jalan mengentikan seluruh proses produksi atau tidak melakukan kegiatan sama sekali.Hal ini dilakukan karena roses produksi tidak akan mampu menghasilkan keuntungan signifikan untuk membiayai seluruh biaya tetap serta beberapa biaya variable. Jika tidak melakukan proses produksi, maka kerugian ari perusahaan hanya pada biaya tetap. Dengan adanya kehilangan biaya tetap, maka perusahaan akan tersingkir dari pasar atau dapat melakukan proses produksi dengan resiko menderita kerugian secara menyeluruh.
Ekonomi Mikro
Dalam ilmu ekonomi mkro, kegagalan tidak berarti bahwa pasar sudah tidak berfungsi. Justru sebaliknya, kegagalan pasar adalah keadaan dimana pasar memiiki ingkat efisiensi tinggi dalam mengatur proses produksi serta alokasi barang atau jasa kepada konsumen. Kebanyakan ekonom menggunakan istilah ini dimana saat terjadi situasi inefisiensi sudah dramatis atau dapat dikatakan bahwa institusi atau industri non-pasar akan memberikan hasil yang diinginkan oleh konsumen. Sedangkan pada konteks politik, pemegam saham menggunakan istilah ini disaat terjadi kondisi pasar dipaksa untuk tidak melayani segala bentuk kepentingan pubik. Hal ini merupakan pernyataan yang bersifat subjektif yang kebanyakan dibuat berdasarkan landasan moral dan sosial.
