Teori Atom | Tulisan Tentang Teori Atom

Teori Atom | Tulisan Tentang Teori Atom
4.78 (95.62%) 187 votes

Kita tentu sudah cukup sering mendengar istilah teori atom, terutama bagi mereka praktisi pendidikan di bidang ilmiah ataupun mereka yang bekerja pada bidang tersebut. Teori ini dikenal dalam ilmu fisika dan kimia sebagai teori terhadap suatu benda, dimana benda tersebut terbentuk dari susunan beberapa atom. Teori ini menyangkut kepada benda cair, padat maupun gas, tetapi tidak dapat berlaku untuk zat plasma serta bintang. Dalam ilmu pengetahuan, bidang yang secara khusus mempelajarinya adalah ilmu atomisme, yang kini semakin banyak digemari, terutama oleh para siswa sekolah.

Pernyataan para ahli mengenai prinsip ini pun sangat beragam, begitu pula dengan jumlahnya. Beberapa ahli ilmu pengetahuan yang mengeluarkannya antara lain John Dalton yang sudah sangat dikenal sebagai bapak pelopor ilmu atomisme. Lalu adapula J. J. Thomson, Rutherford dan Neils Bohr. Masing-masing dengan teori yang dikemukakannya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Teori Atom

Teori Atom

John Dalton

John Dalton mencetuskan prinsip ini berdasarkan prinsip hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan massa tetap. Dimana hukum pertama menyebutkan bahwa massa suatu zat, baik sebelum atau setelah reaksi adalah tetap, dengan hukum kedua menyebutkan bahwa jumlah perbandungan massa unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap.

Berdasarkan kedua prinsip tersebut, Dalton mengemukakan teori atomnya yaitu suatu materi terdiri atas susunan partikel yang disebut sebagai atom, dimana keberadaannya pada suatu unsur selalu sama, tidak dapat diubah menjadi bentuk lainnya dan ikut bereaksi jika terjadi suatu reaksi kimia; suatu senyawa terdiri dari susunan dua jenis atom atau dapat pula lebih yang memiliki perbandingan tetap. Dalton juga menyatakan bahwa bagian atom tersebut tidak dapat dibagi lagi, dan telah ia buktikan melalui sebuah penelitian.

Akan tetapi, teorinya memiliki kelemahan dimana ia tidak dapat menjelaskan keberadaan sifat listrik dan materi, tidak mampu menjelaskan adanya gaya penggabungan pada unsur serta ditemukannya bahwa atom masih dapat dibagi lagi menjadi bagian lebih kecil yaitu partikel subatomik. Terlebih lagi ketika ditemukannya partikel lain penyusunnya, seperti elektron, proton dan neutron.

J. J. Thomson

Ahli berikutnya yang mengemukakan teori atom adalah J. J. Thomson, tepat pada tahun 1898. Ia menyatakan bahwa suatu atom memiliki bentuk bulat dengan arus listrik positif, tersebar merata di dalamnya. Muatan ini dapat dinetralkan oleh keberadaan elektron bermuatan negatif. Teorinya ini di dasarkan pada penilaian bahwa besarnnya massa elektron jauh lebih kecil dari besarnya massa dimiliki oleh atom.

Penemuan muatan listrik negatif oleh J. J. Thomson diumumkan pada tahun 1897, dimana semakin mendukung kebaradaan proton di dalamnya. Hal ini mampu memperbaiki kelemahan prinsip Dalton. Akan tetapi, prinsipnya ini kembali memiliki kelemahan karena tidak mampu menjelaskan keberadaan inti dengan ukuran lebih kecil daripada atom itu sendiri.

Rutherford

Hasil penelitian oleh Rutherford, berhasil mematahkan teori Dalton dan Thomson, dimana ia menyatakan bahwa atom bersifat netral serta tersusun atas inti bermuatan positif, serta dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif. Pola mengelilingi ini menyerupai pola planet tata surya mengelilingi matahari.

Rutherford mendapatkan hasil yang mendasari teori ini melalui percobaannya dengan menggunakan lempengan tipis yang ditembakkan oleh partikel alpha. Dan hasil yang diperoleh adalah partikel alpha tersebut ada yang dipantulkan, diteruskan dan dibelokkan oleh lempengan tersebut, sehingga memperkuat teori bahwa di dalam atom terdapat partikel bermuatan negatif dan positif.

Neils Bohr

Ahli berikutnya adalah Neils Bohr. Ia mengemukakan prinsip ini berdasarkan pada hasil analisa terhadap spektrum warna atom hidrogen berbentuk garis lurus. Prinsip tersebut antara lain; atom terdiri atas inti bermuatan positif yang dikeliling oleh elektron pada suatu lintasan; dan elektron memiliki kemampuan berpindah antar lintasan melalu cara menyerap atau memancarkan energi.

Jika elektron melakukan proses perpindahan dari lintasan lebih rendah menuju lintasan lebih tinggi maka akan terjadi proses penyerapan energi oleh elektron. Sebaliknya, jika terjadi perpindahan dari lintasan rendah menuju lintasan lebih tinggi, maka elektron akan melepaskan energinya.

Keseluruhan teori ini menjadi dasar ilmu atomisme saat ini dan tetap dipergunakan sesuai kebutuhan ilmu pengetahuan.

Sumber gambar : http://goo.gl/33t21

resepmasakanku.co